Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat.
Ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.
(Imam Syafi’i).
“Tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pengetahuan tanpa tindakan adalah sia – sia”.
(Abu Bakar As Shiddiq RA).
By LPI nurhikmah | Published | No Comments
Pada Rabu, 6 Agustus 2025, SDIT Nur Hikmah Bekasi resmi menerapkan aplikasi pembelajaran digital bernama Sekolahku, sebagai bagian dari transformasi pendidikan berbasis teknologi. Kegiatan ini dikawal langsung oleh Manajer Bidang IT dan Media Digital Belajar Yayasan Wakaf Nur Hikmah, Ustadz Hendri Kurniawan, S.Si., yang turut hadir untuk memastikan proses berjalan dengan baik dan ramah bagi siswa.
Dalam paparannya, Ustadz Hendri menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi bukan sekadar soal perangkat, tetapi tentang membangun ekosistem pembelajaran yang aman, terarah, dan menyenangkan. “Aplikasi Sekolahku ini dirancang untuk memudahkan siswa, guru, dan orang tua dalam mengakses materi, tugas, serta komunikasi pembelajaran. Tapi lebih dari itu, kami ingin anak-anak merasa connected dengan ilmu, bukan sekadar terhubung dengan layar,” ungkap beliau.
Kepala SDIT Nur Hikmah, Ustadz Muriyanto, S.H., turut menyampaikan bahwa penerapan aplikasi ini adalah langkah konkret menuju pembelajaran yang relevan dengan zaman. “Kami ingin siswa tidak hanya cakap dalam menggunakan teknologi, tapi juga bijak dan bertanggung jawab. Maka, proses ini kami mulai dengan pendampingan penuh, baik teknis maupun nilai,” ujarnya. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim yang sudah terlibat dalam pelatihan dan pendampingan siswa secara langsung.
Dalam kegiatan ini, para siswa tampak antusias mengenal fitur-fitur di dalam aplikasi Sekolahku. Tim lapangan dari bidang IT dan guru pendamping pun aktif membimbing setiap siswa, mulai dari cara login, mengakses materi, hingga menyimpan dokumen dengan aman. Tak lupa, mereka juga diberi pemahaman tentang batasan pemakaian laptop agar tidak digunakan secara berlebihan atau di luar waktu kegiatan belajar mengajar.
Salah satu siswa kelas 6 mengungkapkan kesannya, “Senang bisa belajar pakai laptop, apalagi banyak materi jadi lebih mudah dicari. Tapi ustadz juga ingatkan supaya nggak dipakai buat main game, jadi kita belajar sambil tanggung jawab.” Semangat ini mencerminkan harapan besar sekolah agar teknologi menjadi alat yang mendukung karakter, bukan yang menggantikannya.