Skip to content
Lembaga Pendidikan Islam
KB-TKIT NUR HIKMAH
Lembaga Pendidikan Islam
SDIT NUR HIKMAH
Lembaga Pendidikan Islam
SMAIT NUR HIKMAH
Lembaga Pendidikan Islam
SMPIT NUR HIKMAH
Ilmu Itu lebih baik dari kekayaan, karena kekayaan itu harus dijaga, sedangkan ilmu itu menjaga kamu.

(Ali Bin Abi Thalib).

Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat.
Ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.

(Imam Syafi’i).

Suatu pengetahuan (ilmu) jika tidak manfaat untukmu, maka tidak akan membahayakanmu.

(Umar Bin Khathab).

“Tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pengetahuan tanpa tindakan adalah sia – sia”.

(Abu Bakar As Shiddiq RA).

Tangis Pertama untuk Masa Depan: Adaptasi di Pekan Awal KB/TK Nur Hikmah

By | Published | No Comments

Pagi itu, Senin yang cerah di halaman KBTK Nur Hikmah Bekasi terasa berbeda. Suara langkah kecil, genggaman tangan orangtua yang masih erat, dan mata anak-anak yang tampak ragu—semua berpadu dalam suasana haru dan harapan. Pekan pertama tahun ajaran 2025/2026 ini menjadi momen adaptasi luar biasa, tidak hanya bagi anak-anak, tetapi juga bagi orangtua yang harus mulai melepaskan anaknya untuk belajar mandiri di lingkungan baru.

Sebagian anak datang dengan semangat, namun tak sedikit yang masih dibayangi rasa canggung dan khawatir karena perubahan besar dari suasana rumah ke suasana sekolah. Suara tangis pun tak bisa dihindari, namun itu bukan tanda kegagalan—melainkan bagian dari proses tumbuh. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadzah Luckyana, S.Pd., Kepala KBTK Nur Hikmah, “Tangis itu bukan kelemahan, tapi gerbang awal menuju keberanian. Anak-anak sedang belajar menyesuaikan diri, dan kita sebagai orang dewasa harus sabar menenun kenyamanan bersama mereka.”

Adaptasi juga terlihat dari para orangtua. Mereka belajar untuk tidak langsung turun tangan, tapi memberi ruang agar anak-anak bisa belajar menyelesaikan masalah kecil sendiri. Beberapa orangtua yang diam-diam menunggu di balik pagar sekolah, meneteskan air mata melihat anaknya mulai belajar mandiri. Sebuah proses melepas yang menyakitkan tapi penuh cinta.

Kegiatan belajar pun berjalan dinamis. Para guru dengan sabar membimbing anak-anak mengenal lingkungan kelas, bermain sambil belajar, serta membangun kepercayaan diri mereka. Dari mengenal nama teman baru, bernyanyi bersama, hingga belajar mencuci tangan dan memakai sepatu sendiri—semua menjadi pengalaman awal yang akan mereka kenang sepanjang hidup.

Masa adaptasi ini adalah momen yang tak ternilai. Di balik tangis dan pelukan yang belum ingin lepas, ada cinta yang sedang tumbuh, dan keberanian yang sedang dibentuk. Karena sejatinya, tangis pertama di sekolah adalah tangis yang memulai langkah anak-anak menuju masa depan yang gemilang.

Scroll to Top