Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat.
Ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.
(Imam Syafi’i).
“Tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pengetahuan tanpa tindakan adalah sia – sia”.
(Abu Bakar As Shiddiq RA).
By LPI nurhikmah | Published | No Comments
Late Post :
SMPIT Nur Hikmah, Dihari Selasa, 7 september 2021 mengadakan kegiatan Praktek pembelajaran IPA dengan tema Biotekhnologi, hampir sama seperti dikelas 9 yang melakukan pengembangan kultur jaringan, maka dikelas 8 ini, penyesuaian ini dilakukan dengan praktek membuat Tempe oleh masing – masing siswa dirumah.
Ustadz Agusriwarman selaku kepala SMPIT Nur Hikmah menuturkan dalam sambuan ” Pengamatan biotekhnologi dengan pratikum tempe ini memiliki banyak manfaat, selain ini adalah bagian dari pembelajaran praktek, ini juga adalah bagian skill yang berharga yang bisa dimiliki oleh pelajar Nur Hikmah, bisa jadi kedepan kalian menjadi produsen tempe dunia dan memiliki banyak cabang di berbagai negara.
Ustadz Fanani selaku wakil kepala Bidang Kesiswaan dalam pelaksanaan ini menuturkan “dua hari sebelum pelaksanaan, sekolah telah membagikan paket belajar yang terdiri dari kacang kedelai, plastik, ragi, petunjuk praktek berupa modul serta beberapa alat pedukung lainnya. Kami membagi ini lebih awal karena dalam prosesnya kacang kedelai harus diredam selama dua hari.” Ketika ditanya, kenapa harus menggunakan tempe ? Beliau mengatakan bahwa tempe adalah produk yang sudah akrab dengan siswa dan selain itu sifatnya sederhana dan kemudahan juga menjadi pertimbangan.
Pelajar kelas 8 SMPIT Nur Hikmah, Hafidz Nursa Athari mengatakan “pembelajaran IPA dengan model praktek begini membuat kami memiliki pengalaman baru sebagai pelajar, tempe yang selama ini ada dimeja makan kini kami jadi tau bagaimana cara membuatnya, ini juga ngebantu kami merasa tak jenuh dalam belajar karena varian belajar yang disajikan sekolah demikian menarik, lanjut Hafidz
Dalam rangkaian kegiatan praktek ini, Ibu Dewi dari Tim penyaji menyediakan tempe organik, dan menuntun siswa untuk menyalakan kompor setelah selama dua hari merendam kacang kedelai, dan melanjutkan memilih kacang kedelai yang terbaik setelah dalam perendaman dan langsung di kukus, setelah dikukus, kacang kedelai didinginkan, diletakkan ragi secukupnya dan dimasukkan kedalam plastik, dan menunggu sampai jamur tumbuh dan menjadi tempe.
Hampir sebagian siswa dan guru berhasil dalam praktek ini, walaupun ada juga yang gagal karena tersebab proses pengukusan terlalu lama atau kendala lainnya, tapi hal penting dalam kegiatan ini siswa dapat mengatahui Biotekhnologi dalam kehidupan sehari hari yang sudah dilakukan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Selesai dalam pembelajaran dalam pengamatan, kemudian sesi ini ditutup dengan materi dan siswa diajak membuat kesimpulan bersama tentang materi Biotekhnologi. Siswa tampak senang dalam belajar, begitupun guru yang mengajar merasa seang melihat performance belajar siswa.
Barakallah, terus melaju SMPIT Nur Hikmah…