Skip to content
Ilmu Itu lebih baik dari kekayaan, karena kekayaan itu harus dijaga, sedangkan ilmu itu menjaga kamu.

(Ali Bin Abi Thalib).

Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat.
Ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.

(Imam Syafi’i).

Suatu pengetahuan (ilmu) jika tidak manfaat untukmu, maka tidak akan membahayakanmu.

(Umar Bin Khathab).

“Tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pengetahuan tanpa tindakan adalah sia – sia”.

(Abu Bakar As Shiddiq RA).

MR. CRACK

By | Published | No Comments

Arif Wahyu Handoko

Guru Fisika SMPIT Nur Hikmah

Seorang anak muda yang masih berusia 32 tahun, namun sudah menggondol doktor di bidang perpesawatan, Bacharuddin Jusuf Habibie berhasil menemukan letak titik awal retakan atau crack propagation point. Habibie melakukan perhitungan yang sangat detail hingga ke tingkat atom.

Dia membuat teori yang disebut teori Crack Progression atau theory of Habibie. Teori Habibie itu telah dipakai di industri penerbangan dunia. Dengan menggunakan teori itu, berpengaruh terhadap peningkatan standar keamanan pesawat udara. Hasil temuan Habibie itu bukan hanya untuk mengurangi resiko kecelakaan, juga bermanfaat untuk perawatan pesawat udara yang lebih mudah dilakukan dengan biaya lebih efisien.
Dengan menggunakan teori Habibie, letak dan besar retakan (crack) dapat dihitung. Dengan demikian, para insinyur dapat mengurangi safety factor yang dapat memangkas bobot pesawat merupakan sebuah faktor penting di dunia penerbangan.

Terobosan yang luar biasa di dunia penerbangan itu disebut dengan factor Habibie.
Penggunaan Faktor Habibie berdampak besar terhadap bobot (berat) pesawat yang berkurang hingga 10 persen. Bahkan berat pesawat berkurang hingga 25 persen setelah material komposit buatan pak Habibie digunakan. Pesawat lebih mudah bermanuver, lebih mudah take off, menghemat bahan bakar, dan mengurangi biaya pembuatan serta perawatannya.

Habibie juga penggagas desain pesawat prototype DO-31 yang kemudian dibeli oleh NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat). Sedangkan hak paten Habibie dipakai oleh perusahaan-perusahaan seperti Air Bus dan perusahaan roket lainnya. Habibie pernah meraih penghargaan Von Karman Award (1992) yang setara dengan Hadiah Nobel.

Kini, sosok yang dicintai itu telah pergi, meninggalkan warisan semangat ilmu pengetahuan kepada kita semua. Sebuah api semangat yang harus dilanjutkan oleh generasi muda Indonesia. Terima kasih atas segala jasamu, Eyang Habibie. Sosokmu akan selalu kami kenang dalam hati. Terbanglah tinggi dalam kedamaian hingga melintasi galaksi.