Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat.
Ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.
(Imam Syafi’i).
“Tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pengetahuan tanpa tindakan adalah sia – sia”.
(Abu Bakar As Shiddiq RA).
By Agus Agus | Published | No Comments
Jalasah Ruhiyah NH 11
bersama Coach Kholidin
(One Hand Archer)
Murid-murid Nur Hikmah angkatan 11 kali ini sedang disibukkan aktivitas jelang menuju USBN 2019. Berbagai macam kegiatan pun dilakukan seperti motivasi internal, supercamp, mentoring, tes potensial akademik dan jalasah ruhiyah. Jalasah Ruhiyah I adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan motivasi kepada anak-anak agar terus bersemangat dan berusaha dalam menghadapi USBN nanti. Do the best, be the best, always the best Allahuakbar!itulah slogan murid-murid NH angkatan 11 tahun ini.
Dalam kegiatan jalasah ruhiyah NH 11 berkesempatan bertemu dengan seseorang yang sangat menginspirasi, ya perkenalkan beliau bernama Coach Kholidin atau yang sering disapa Kholid atau Bang Udin. Ia merupakan seorang atlet panahan bertangan satu. Setiap harinya beliau berlatih memanah mulai pukul 13.00-17.30 dan sebanyak 200 anak panahan yang ia lesatkan ke bantalan.
Kesehariannya adalah sebagai pedagang bubur ayam di daerah Sarinah, Jakarta. Walau demikian, beliau tetap istiqomah di dalam memanah dan beberapa kali memenangkan medali prestasi dalam lomba cabang panahan. Beberapa di antaranya barebow competition di berbagai daerah seperti Depok, Bandung dll. Berbagai macam kejuaran sudah diraihnya sebagai juara, seperti UI Open 2018, Bogor Open – Piala Presiden 2018, Fast Open 2018, IPB Archery Open 2018 dan lain sebagainya. Dengan banyaknya juara yang pernah diraihnya, beliau tetap rendah hati. Kisahnya begitu memotivasi dan menginspirasi anak-anak NH angkatan 11 loh! dengan sigap mereka duduk manis dan tenang mendengarkan cerita Coach Kholid.
Sebelum mengalami kecelakan yang membuat Coach Kholid harus kehilangan tangan kanannya, beliau sudah menjadi seorang atlet panahan. Memanah sudah sangat lama ditekuni Coach Kholid dan seperti bagian dari hidupnya yang tidak dapat dipisahkan. Walaupun kehilangan tangan kanannya, Coach Kholid tidak patah semangat dan mengikhlaskan bahwa kejadian itu adalah qodarullah yang Allah berikan untuknya.
Kecelakaannya di alami pada saat bulan Ramadhan H-4 menjelang lebaran. Beliau pulang ke kampungnya di Pekalongan bersama keluarga, siang hari itu Coach Kholid mencari kelapa untuk berbuka puasa. Dibelakang rumah Coach Kholid memiliki pohon kelapa, beliau memutuskan untuk memanjat dan pada saat diatas beliau sudah hampir memegang kelapa akan tetapi beliau reflek melepas pegangannya karena banyak semut ditangan yang membuat beliau jatuh dari ketinggian 9 m.
Kecelakaan tersebut membuat tangan Coach Kholid harus diamputasi. Setelah kecelakaan tak membuat beliau berdiam diri, beliau meminta kepada Allah dan terus berikhtiar bagaimana caranya agar dapat memanah lagi. Doanya terjawab dan usahanya membuahkan hasil. Dalam jangka waktu enam minggu, beliau kembali memanah. Beliau tetap memanah menggunakan satu tangannya untuk memegang busur dan giginya untuk menarik tali busur. Bahkan sebentar lagi beliau akan mengikuti lomba panahan di Filipina mewakili Indonesia.
Cerita Coach Kholid memberikan pelajaran kepada murid-murid NH 11 bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil, yang terpenting niat dan tekad. “Untuk menjadi juara 1 sangatlah tidak mudah karena butuh perjuangan dan usaha semaksimal mungkin, dengan kemauan kuat insya Allah pasti bisa”, begitu pesan beliau kepada murid-murid NH 11 yang akan menghadapi USBN. USBN bukanlah rintangan melainkan gerbang yang harus dibuka dengan doa dan usaha. Semangat berprestasi NH11 do the best, be the best, always the best Allahuakbar!.
diulas oleh: Ratu Annisa